Jakarta, 3 Juni 2025 — Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Indekstat Konsultan Indonesia dalam rangka memperkuat sinergi antara dunia profesi gizi dan lembaga konsultan kebijakan publik berbasis data. Penandatanganan berlangsung di Jakarta dan diwakili oleh Ketua ISAGI, Muh. Nur Hasan Syah, S.Gz., M.Kes, serta Direktur PT Indekstat, Muhammad Ali Mahmudin, S.Kpm.
MoU ini merupakan bentuk komitmen bersama dalam mendukung penurunan angka stunting dan peningkatan status gizi masyarakat melalui kerja sama strategis lintas sektor. ISAGI akan berperan aktif dalam menyediakan tenaga ahli, narasumber, serta dukungan ilmiah dalam desain edukasi gizi, sementara Indekstat akan mendukung dari sisi riset data, manajemen proyek, dan analisis kebijakan.
“Sebagai organisasi profesi yang menaungi para sarjana gizi di Indonesia, kami melihat pentingnya kolaborasi dengan lembaga yang memiliki kapabilitas riset dan advokasi kebijakan seperti Indekstat,” ujar Ketua ISAGI. “Kolaborasi ini membuka ruang bagi penguatan intervensi gizi berbasis data dan praktik berbasis bukti (evidence-based practice).”
Ruang lingkup kerja sama mencakup pelaksanaan riset bersama terkait isu gizi seperti stunting, gizi buruk, dan ketahanan pangan, penyelenggaraan edukasi publik melalui webinar dan pelatihan, serta penyusunan rekomendasi kebijakan gizi berbasis data.
Direktur PT Indekstat menyampaikan bahwa kerja sama ini adalah bentuk dukungan konkret terhadap prioritas pembangunan sumber daya manusia Indonesia. “Kolaborasi dengan ISAGI adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa kebijakan gizi ke depan tidak hanya berbasis data, tapi juga berpijak pada kompetensi dan pengalaman praktisi di lapangan,” ujarnya.
MoU ini berlaku selama dua tahun dan menjadi dasar dari berbagai program kolaboratif antara kedua institusi untuk mendorong perbaikan gizi masyarakat secara berkelanjutan.